DGC - tahap 11

Posted by Si Kancil Label:

Melalui sebuah message, seorang admin
grup detektif di situs jaringan sosial
mengumumkan bahwa grup detektif itu
akan mengadakan temu muka dengan
seluruh anggotanya. Namun yang namanya
grup detektif sudah barang tentu tak lepas
dari suatu hal yang berbau misteri. Dalam
message itu tertulis:
"Maaf memenuhi inbox kalian lagi. Kali ini
bukan sebuah case yang kami sajikan
dalam message ini melainkan sebuah
undangan kepada seluruh anggota untuk
bertemu muka. Tentunya kalian pun
penasaran dengan sosok-sosok seperti apa
selama ini kalian berdebat dan berargumen
dalam suatu analisis.
* 05.30(16) 104.30(99:16) - 06.50(16)
108.13(99:16)
* (42:8x99:16x88x19) -
(11x19x92x88x11x15)
* 0.03(16) 109.15(99:16) - 07.05(16)
106.30(99:16)
* {{090909+1, 09.00(74x53x5)}}
sebuah simbol pasti akan mempertemukan
kita. Ups, tetapi tentu saja hanya jika
pilihan kalian tepat!"
Aku yang kebetulan tengah mengambil
libur panjang setelah aktifitasku sebagai
wartawan berita kriminal di salah satu
media ini tentu saja tertarik mengikuti
acara ini. "moga saja bisa menghilangkan
kejenuhanku selama bekerja." pikirku
dalam hati sambil membaca message dari
grup detektif tadi. "Aneh! Katanya mau
temu muka. Tapi di mana?!" "hmmm...
jangan-jangan angka-angka ini adalah kode
yang menunjukkan di mana tempat
pertemuan itu berada." gerutuku.
Kemudian dengan cermat kuotak-atik
angka-angka itu. "Rumit juga! Jangan-
jangan cuma iseng." Aku semakin berpikir
keras. "Atauuuu..." Aku pun tersenyum.
"Jadi begitu rupanya!"
Akhirnya aku pun berangkat menuju
tempat yang dimaksud tadi dengan
perbekalan seadanya. Dan sesampainya di
sana, "Waduh? Kenapa sepi begini ya?
Jangan-jangan aku salah!" "Sial, sudah
jauh-jauh ke sini ternyata tidak ada apa-
apa." kesalku. "Ah sudah terlanjur!" kataku
sambil melangkahkan kaki ke tempat itu.
Aku pun memasuki sebuah ruangan dan
tiba-tiba saja seseorang membekapku dari
belakang dengan sebuah sapu tangan
berbau aneh hingga aku pun tak sadarkan
diri.
"Di mana ini?" tanyaku yang baru saja
sadar. Rupanya aku berada di suatu rumah
yang cukup sederhana. Dan ternyata di
rumah ini pun tak hanya ada aku, tapi juga
ada sekelompok orang yang tak semuanya
saling mengenal. "Di mana ini?" tanyaku
pada salah seorang pria yang berdiri di
sebelahku. "Entahlah." jawabnya singkat.
"Kita semua di sini sama." "Sama-sama
dibuat tak sadarkan diri dan dibawa ke
tempat ini." sambung seseorang yang
tengah merokok dengan santainya.
Sepertinya aku berada di tempat yang
amat jauh sekarang. Tak lama berselang,
sebuah telepon dari sudut ruangan ini
berdiring. Dan tanpa ragu seorang wanita
yang bersandar paling dekat dengan
telepon itu pun menekan tombol speaker
di telepon itu sehingga kami semua di
ruangan itu pun dapat mendengar suara
dari telepon itu. "Hahahaha... sepertinya
kalian semua sudah sadarkan diri."
"Memang sangat disayangkan karena dari
beratus-ratus anggota grup hanya hanya
kalian berdelapanlah yang bisa sampai ke
tempat ini!" "Tapi tak apalah, tugas kalian
tempati sekarang. Rumah ini dibuat sama
persis dengan rumah di mana 5 tahun lalu
di suatu daerah seorang pemburu
ditemukan tewas. Pria yang diperkirakan
menghembuskan nafas terakhirnya sekitar
10.30 - 11.30 itu diduga tewas akibat
kehabisan darah akibat terputusnya urat
nadi di pergelangan tangan kirinya. Tangan
kanannya masih memegang pisau yang
setelah diperiksa terdapat 2 sidik jari, sidik
jarinya sendiri dan sidik jari seorang lain
lagi. Pria berumuran sekitar 43 tahun itu
ditemukan pertama kali oleh anak dan
pembantunya sendiri sekitar pukul 12.00.
Saat itu Sam tiba di rumah orang tuany
bermaksud langsung membuka pintu yang
ternyata terkunci. Kemudian ia memanggil
ayahnya tetapi tidak ada jawaban dari
dalam. Lalu karena penasaran Sam pun
mengintip lewat jendela yang ada di sisi
pintu. Dilihatnya seseorang sedang duduk
bersandar menghadap perapian yang
masih menyala membelakanginya. Sam
pun kembali memanggilnya dengan suara
lebih keras lagi namun tetap saja tak ada
jawaban dari laki-laki itu. Mungkin suara
angin dari hujan salju yang masih turun
mengalahkan suaranya. Ia panggil lebih
keras lagi dari sebelumnya namun tetap
saja hasilnya nihil. Akhirnya Sam berniat
mendobrak pintu itu karena khawatir
dengan ayahnya. "Ada apa mas?" tanya Pak
Jack (pembantu di rumah Pak Zee). "Mana
kuncinya?" tanya Sam tergesa-gesa. "Pintu
ini tidak saya kunci tadi." jawab Pak Jack.
"Lalu kenapa ini teqkunci?" Pak Jack hanya
terdiam dengan wajah kebingungan.
Akhirnya mereka berdua mendobrak pintu
itu.
Sent via Facebook Mobile
Sesampainya di dalam Sam langsung
berlari mendekati pria yang dilihatnya
melalui jendela tadi yang ternyata adalah
memang ayahnya. Di hadapan ayahnya itu
ada sebuah meja. Di atasnya terdapat 2
cangkir minuman coklat, kartu, buku
catatan korban dengan bolpoin di atasnya
yang ternyata ada satu lembar halaman
terakhir yang hilang. Patung elang yang
telah diawetkan. Dan ternyata halaman
yang hilang itu ada di saku baju korban
bersama kunci rumah yang dipertanyakan
Sam tadi pada pembantu ayahnya. Di
dalam kantong juga terdapat potongan
plastik kecil seperti bekas bungkus permen.
Dalam lembar catatan korban yang hilang
itu ternyata berisi nama-nama orang yang
bermasalah dengannya, tulisannya agak
kabur, tapi masih bisa terbaca. Setelah itu
polisi pun akhirnya memanggil orang yang
tercantum dalam lembar catatan tersebut.
Tony...
Awalnya ia menyangkal menemui Zee pada
hari itu. Namun polisi mengidentifikasikan
bahwa ia adalah orang yang minum
minuman coklat bersama korban dari sisa
air liurnya yang ada di cangkir itu. Namun
ia menyangkal telah membunuh korban
meski polisi belum mengatakan ini adalah
kasus pembunuhan. Tony menemui korban
pada pukul 10.0 - 10.25 (menurut
pengakuannya). Ia meminta kelonggaran
waktu pembayaran hutangnya yang telah
menumpuk.
Pram...
Tetangga korban yang diduga memiliki
masalah pribadi dengan korban. Sekitar
pukul 09.30 ia memancing di sebuah danau
yang bergerak sekitar 1km dari rumahnya.
Namun sekitar pukul 10.30 ia sudah sampai
di rumah karena hujan salju telah turun.
Udara dingin membuat gairah laki-lakinya
naik kemudian ia mengajak istrinya
bercinta hingga tertidur pulas. Kemudian ia
dibangunkan oleh ketukan polisi ke
rumahnya untuk dimintai keterangan
sekitar pukul 12.30. (dibenarkan sang istri).
Istrinya menambahkan sepulang dari
memancing dan meletakkan ikan hasil
tangkapannya. "Suamiku sangat romantis.
Kami minum minuman kesukaan kami
untuk menghilangkan hawa dingin.
Kemudian kami bercinta." ujar istri Pram.
Tom...
Teman berburu korban yang merangkap
sebagai atlet panjat tebing. Baru-baru ini
Tom bertengkar dengan korban karena
hewan kesayangannya tertembak oleh
korban saat tengah berburu di hutan.
Menurutnya hari itu ia tengah membeli
tiket pesawat untuk berlibur ke suatu
tempat sekitar pukul 10.30 - 12.00.
Jack...
"Tuan Zee menyuruh saya untuk membeli
jeruk lemon, bahan makanan dan berbagai
persediaan di rumah." ujarnya. "Pukul
10.00 saya pergi ke supermarket yang
berjarak 2km dari rumah ini. Sepulang dari
sana saya melihat Sam seperti sedang
mengutak-atik jendela. Sampai akhirnya
saya mendobrak pintu itu. Saat mendobrak
pintu posisi Sam ada di dekat knop pintu.
Begitu masuk ia langsung berlari menuju
ayahnya itu." tambahnya.
* sebagai info, Jack selalu kesal dengan
sikap korban yang sombong, angkuh dan
sering merendahkannya. Jack pun
menambahkan akhir-akhir ini korban
sering bertengkar dengan anaknya karena
keinginan Sam memikah dengan
kekasihnya tak direstui sambil menghina
kekasih Sam adalah seorang pelacur.
Sam...
"Semalam ayah meneleponku, ia meminta
agar aku datang padanya besok karena ada
suatu hal yang ingin dibicarakan denganku.
Pukul 11.00 aku pun menelepon balik ayah
untuk memberitahukan bahwa aku tak bisa
datang namun ayah memaksa sehingga
akhirnya aku pun datang juga ke sini." ujar
Sam.
"Hahahaha... Begitulah kisahnya. Silakan
kalian cari sendiri tambahannya di rumah
yang dibuat mirip dengan rumah di mana
kasus itu terjadi." telepon pun terputus.
Selepas itu kami semua yang ada di
ruangan itu pun bergegas mencari apa-apa
yang sekiranya dapat dijadikan bahan
menyelesaikan kasus ini.
Berikut hasil yang kudapat dari
penyelidikanku:
korban memang seorang pemburu; terlihat
dari berbagai pajangan serta patung-
patung hewan yang telah diawetkan,
harimau di sisi kanan dekat telepon,
beruang di sisi kirinya, pajangan kepala
rusa di atas perapian bercerobong asap
setinggi 5 meter. Patung elang di atas
meja. Aku pun menemukan lubang kecil di
dekat selot jendela, tangga di belakang
rumah. Di dalam rumah ini pun terdapat
kotak perkakas berisi paku, kawat, obeng,
lem kayu, lem besi, martil dan cutter. Tujuh
orang detektif lain di ruangan ini pun sibuk
mencari dan mencatat apa-apa saja yang
mereka peroleh. Sekarang aku duduk dan
berpikir...
----------------------------------
TUGAS ANDA:
TEMUKANLAH DI MANA TEMPAT PERTEMUAN
ITU BERADA LALU ANALISISLAH KASUS
DIATAS!!!

0 komentar:

Posting Komentar