DGC - tahap 2

Posted by Si Kancil Label:

Ada Apa Dengan Cinta?
Singkat cerita, telah terjadi sebuah
pembunuhan di sebuah Hotel mewah.
Korban adalah Cinta seorang artis dan
model terkenal. Di Hotel itu sedang
diselenggarakan sebuah acara lelang
benda2 filateli. Dengan sajian utamanya
sebuah prangko yang bernama "The first
two Mauritius" . The first two Mauritius
stamps (1847) adalah dua seri prangko
pertama yang diterbitkan pemerintah
kolonial Inggris.Diperkirakan harganya saat
ini mencapai 10 Milyar lebih. Pemilik
prangko itu adalah ayah Cinta, yg bernama
Tuan Sastro. Beliau seorang Profesor
Matematika lulusan Oxford sekaligus
seorang filatelis terkemuka di Indonesia
dan juga di mata dunia.
Cinta ditemukan bersimbah darah di
kamarnya. Perkiraan waktu kematian adlah
sekitar pukul 11-12 malam. Meskipun putri
tercintanya sudah tak bernyawa, Tuan
Sastro tetap bersikeras melanjutkan acara
lelang tersebut. Karena hasil lelang
tersebut akan digunakan utk keperluan
amal. Yang juga merupakan keinginan dari
si korban untuk membantu para penderita
kanker. Diketahui, dulu ibu Cinta, Diana
meninggal gara2 terkena kanker rahim. Dia
adalah seorang Novelis dan Sastrawan
terkenal. Saya menduga dari Ibu-nya itulah
darah seni Cinta mengalir.
Cinta ditemukan pertama kali oleh Rangga,
kekasih korban sekitar pukul 5 pagi.
Rangga mengaku biasa membangunkan
Cinta lewat HP utk Sholat Shubuh. Namun,
Rangga mengaku heran..karena sejak pukul
4.15 telfon darinya tidak diangkat juga
oleh Cinta. Setelah menelpon berulang-
ulang dan tdk mendapat jawaban, akhirnya
Rangga memutuskan mendatangi kamar
Cinta dan mengetuk kamarnya. Merasa ada
yang tidak beres, Rangga mencoba
membuka pintu kamar Cinta yang ternyata
tidak terkunci. Melihat pemandangan yang
mengerikan, Rangga langsung mengetuk
kamar Tuan Sastro dan kemudian
memberitahu Satpam Hotel. Setelah
mereka sama2 melihat TKP dan
memastikan korban sudah tidak bernyawa,
pihak Hotel pun langsung menghubungi
Kepolisian setempat.
Di TKP, Cinta ditemukan tertelungkup
bersimbah darah dengan pisau yg
menancap cukup dalam di punggung
sebelah kirinya. Ada 2 tusukan yg letaknya
saling berdekatan. Dengan telunjuk tangan
kanannya, korban menuliskan dying
message di lantai dengan darahnya sendiri
yg terbaca..... "cinta minta diulang".
tulisan darahnya sudah agak mengering.
Dipastikan itu memang tulisan yg dibuat
oleh Cinta.
Korban menginap di kamar yg berada di
lantai tiga. Diketahui yang menginap di
lantai tersebut adalah Tuan Sastro (kamar
nomor 31), Sinta, kakak Kandung Korban
(kamar no 32), Ringgo, Manager Korban
(kamar no 34), dan Rangga (kamar no 35).
Sedangkan Cinta berada di kamar nomor
33. di Lantai dua dan tiga adalah para tamu
undangan peserta acara lelang. Lantai
dasar kosong. Ternyata Hotel itu sengaja
disewa oleh Tuan Sastro dan sementara
tertutup utk umum. Jadi, tidak ada orang
luar yg masuk selain pelayan hotel. Setelah
melakukan proses interogasi yg
melelahkan, ternyata yg tidak memiliki alibi
pada waktu kejadian hanyalah orang2 yg
berada di lantai dua..! Mereka berada di
kamar masing2 sejak pukul 10 malam.
Beginilah kesaksian para tersangka:
Tuan Sastro : Sekitar pukul 10 malam, saya
masuk kamar. Setelah berganti piyama,
saya melihat-lihat album prangko saya
sebentar termasuk prangko "The first two
Mauritius" yang akan dilelang siang ini. Itu
merupakan kebiasaan saya, sebelum tidur.
Setelah meletakkan album prangko
kembali ke tempatnya...saya pun beranjak
tidur. Pagi buta, saya terbangun gara2
pintu kamar saya digedor oleh Rangga. Dia
memberitahu kalau Cinta bersimbah darah
di kamarnya. Saya menuju ke kamar Cinta
untuk memastikannya. Ternyata benar,
saya melihat Cinta, putri saya tertelungkup
bersimbah darah di kamarnya. Saya
menyuruh Rangga memanggil Satpam.
Sedangkan saya bergegas membangunkan
Sinta di kamarnya. Bersama dengan lainnya
saya memastikan putri saya sudah tak
bernyawa. Mungkin ini kutukan dari
prangko "The first two Mauritius". Istri
saya juga meninggal setelah saya memiliki
prangko ini. Sekarang saya juga ikut
kehilangan Cinta, putri kebanggan saya.
Sambil terisak Tuan Sastro
menceritakannya.
Sinta: Sekitar pukul 10 malam saya masuk
kamar. Mandi sebentar dan berganti baju
kemudian beranjak ke tempat tidur. Saya
mendengarkan musik lewat iPod, sampai
akhirnya saya terlelap dan terbangun oleh
suara gedoran pintu dari Ayah. Saat
membuka pintu, saya melihat Ayah
menangis dan bicara tak karuan mengenai
adik saya. Kemudian saya ikut melihat ke
kamar Cinta dan sungguh pemandangan
disana membuat saya histeris. Sangat
mengerikan adik saya meninggal dengan
cara seperti itu.
Ringgo: Sekitar pukul 10 malam saya
masuk kamar dan cuci muka. Setelah
berganti baju saya naik ke tempat tidur dan
menyalakan TV sambil mengecek schedule
Cinta dalam agenda saya. Karena kelelahan
saya pun tertidur. Paginya saya terbangun
setelah mendengar suara ribut2. Saya
bergegas keluar dan ternyata sumber suara
gaduh itu berasal dari kamar sebelah saya,
yaitu kamar Cinta. Dan akhirnya saya ikut
melihat kondisi mayat Cinta yang sungguh
mengenaskan itu.
Rangga: Sekitar pukul 10 malam saya
masuk kamar. Karna kelelahan saya
langsung naik ke tempat tidur, dan
menyempatkan menelpon Cinta sebentar.
Waktu itu dia bilang sedang memasak air di
dapur. Dia bilang mau membuat teh hijau.
Setelah menutup telpon saya menyetel
alarm pukul 04.00 dan langsung tertidur.
Ketika bangun, saya telpon HP Cinta namun
tak diangkat-angkat. Saya pun pergi
menuju ke kamar Cinta berniat
membangunkannya scr langsung. Karna
curiga tak ada jawaban dari dalam, saya
buka pintu yg ternyata tidak terkunci dan
kemudian saya sangat terkejut
menemukan Cinta tertelungkup bersimbah
darah di dekat dapur. Seketika saya
langsung pergi ke kamar Ayah Cinta dan
membangunkannya. Setelah melihat
kondisi Cinta..kemudian beliau menyuruh
saya memanggil Satpam Hotel.
Ketika saya kembali, keadaan kamar Cinta
sudah ramai.
Pukul 9 pagi semua tamu berkumpul di
restoran hotel utk sarapan. Setelah itu
rencananya acara lelang akan dimulai. Aku
mengambil tempat duduk menyendiri
sembari memikirkan misteri pembunuhan
ini. Aku harus cepat2 mengetahui sang
pelaku, kalau bisa sebelum acara ini selesai.
Agar pelaku tidak bisa mempersiapkan
kemungkinan-kemungkinan yang mungkin
bisa membebaskan dirinya dari tuduhan.
Aku mengingat-ingat keadaan TKP. Kompor
dalam keadaan mati. di sebelah kompor
ditemukan dua gelas yang sudah berisi teh
hijau. Tampaknya belum sempat
dihidangkan di meja. Itu berarti korban
ditusuk dari belakang dengan pisau dari
dapur tersebut saat sedang menyiapkan
teh. Hhmm...Berarti pelakunya orang yang
sudah dikenal korban.
Kulayangkan pandangku ke sekitar. Di
sebelah kanan aku melihat Tuan Sastro
terlihat gelisah dan sesekali matanya
melirik arloji emas yg melingkari tangan
kirinya. Matanya masih terlihat sembab
karena menangisi putrinya tadi pagi. Di
samping Tuan Sastro duduk Putri
pertamanya, Sinta sekaligus kakak kandung
Cinta. Dia terlihat jauh berbeda dengan
adiknya. Tubuh Sinta lebih gempal tak
seperti Cinta yang rajin menjaga bentuk
tubuhnya.Sinta terlihat sangat
menikmati hidangan yang disajikan.
Sendok di tangan kanan dan garpu di
tangan kirinya bergantian menyuplai
makanan ke dalam mulutnya. Dengan
melihatnya saja, aku sudah ikut merasa
kenyang. Hahaha...
Aku melirik Rangga di sebelah kiri mejaku.
Tatapan matanya kosong. Aku tak bisa
menebak apakah dia merasa sedih atau
ketakutan. Yang jelas dia tampak
memikirkan sesuatu. Makanan yg tersaji
pun tak disentuhnya. Dia hanya terus
minum. sesekali tangan kanannya melihat
HP miliknya dan terus menerus memainkan
gelas minuman di mejanya, yang entah
berapa liter sudah dia habiskan. Rangga
terlihat gugup dan sangat canggung
dimataku saat itu.
Aku meneruskan pengamatanku kepada
tersangka lainnya. Lewat cermin washtafel
di hadapanku, aku mengamati Ringgo yang
duduk di belakang mejaku. Dia terlihat
cukup sibuk. sambil makan, tangan
kanannya sibuk mencatat sesuatu dalam
agendanya. Entah apa yang ditulisnya..
Mungkin berhubungan dengan pekerjaan
dia sebagai manajer Cinta. Wajahnya juga
terlihat pucat. Mungkin dia sangat terpukul
dengan kejadian ini. Hal yang wajar, dia
baru saja
kehilangan pekerjaan sebagai Manajer Cinta
yang sudah sangat lama dilakukannya.
Kudengar, mereka juga telah bersahabat
saat bersama-sama kuliah di Inggris sekitar
7 tahun yg lalu.
Aku masih duduk dengan tenang sambil
terus memutar otakku. Mencoba
menghubung-hubungkan semua puzzle
dari semua kejadian ini. Senyum kecil pun
tersungging di bibirku. Sepertinya aku tahu
siapa pelakunya. Dan Kemudian aku
teringat dying message yg ditulis oleh
Cinta. Kalau tidak salah isinya adalah " cinta
minta diulang". Hhmm...setelah berpikir
sejenak akhirnya aku tau arti dari dying
message tersebut. Dan ternyata itulah
bukti tak terbantahkan mengenai identitas
sang Pelaku pembunuhan. Aku segera
beranjak dari mejaku dan menghampiri
Inspektur Polisi kenalanku yang bertugas
mengusut kasus ini. Setelah menjelaskan
semuanya, kami sepakat akan menahannya
setelah acara lelang selesai..untuk sekedar
menghindari keributan di acara lelang yang
diprakarsai oleh Cinta ini.
PERTANYAAN:
1. Siapakah pelaku pembunuhan Cinta?
2. Apa arti dari dying message yang
menjadi bukti tak terbantahkan itu?
3. Ceritakan kronologisnya!
Catatan:
- di History HP Cinta memang benar ada
telpon dari Rangga sekitar pukul 10 malam
lebih dan puluhan missed Call sekitar pukul
4-5 pagi. terdapat pula Sms dari tersangka
lainnya pada malam itu. Namun tak bisa
dijadikan petunjuk.
- dapur hotel tidak terhalang sekat, jadi
bisa langsung terlihat saat memasukki
kamar.
- TV di kamar Ringgo masih terasa hangat.
Itu menandakan TV-nya memang
dinyalakan semalaman.
- Ringgo pernah berselisih dengan Cinta
karena dituduh menggelapkan honor Cinta
sbg artis.
- Tuan Sastro memerlukan waktu lumayan
lama saat membangunkan Sinta.
- Semenjak kepergian Istrinya, Tuan Sastro
dikabarkan terkena depresi ringan dan
sering terlihat murung.
- tidak ada sidik jari yg ditemukan pada
pisau, termasuk sidik jari si Korban.
- Cinta sempat kuliah di jurusan
Matematika seperti keinginan Tuan Sastro.
Namun karena tak sesuai dengan minatnya
dia akhirnya pindah ke jurusan Komunikasi
Publik. Sempat ditentang oleh Ayahnya.
dan di situlah dia akhirnya bertemu dengan
Ringgo, yang akhirnya menjadi
manajernya.
- Cinta bertemu Rangga di lokasi syuting.
Karena mereka berdua sama2 Model dan
Bintang Film. Banyak gosip mengenai
perselingkuhan masing-masing. Mereka
telah bertunangan 2 bulan yang lalu.
- Sinta sepertinya cemburu kepada Cinta
karena adiknya itu lebih disayang oleh
Ayahnya. Bahkan Almarhumah Ibunya pun
demikian.
- Satpam hotel membenarkan bahwa dia
diberitahu oleh Rangga pagi itu. Setelah
mengecek denyut nadi dan disaksikan oleh
lainnya, dia memastikan bahwa Cinta telah
tewas.
- Kemudian Polisi dan Tim Forensik datang
melakukan olah TKP
- Saya menyusul kemudian setelah ditelfon
Inspektur Polisi kenalan saya.
--BACOD--

0 komentar:

Posting Komentar