DGC - tahap 8

Posted by Si Kancil Label:

**Aku akan kembali. Haha.. aku akan
membunuh kalian semua dan memakan
daging kalian! Aku pasti akan hidup
kembali!! Hahaha..!!**
Sore ini hujan turun seperti biasanya. Aku
jadi teringat pada telepon Matsuda yang
membangunkanku tadi pagi. Sial, sore ini
aku ada janji bertemu dengannya di tempat
biasa.
Tota Matsuda, dia adalah bawahan ayahku
di divisi investigasi dalam kepolisian. Aku
mengenalnya saat membantu ayahku
memecahkan suatu kasus penculikan dulu.
Sejak itu aku memang cukup sering terlibat
dalam kasus yang ditangani oleh
kepolisian. Matsuda sering meminta
bantuanku secara diam-diam. Hal yang
suka kulakukan untuk mengusir
kebosanan. Ya, meskipun ayahku tentunya
akan marah jika ia sampai tahu hal ini.
Aku tiba di cafe tempat kami biasa
bertemu, tampak Matsuda melambaikan
tangannya dari meja di pojok kiri. Aku pun
berjalan menuju tempatnya dan memesan
secangkir kopi setelah beberapa saat
kemudian seorang pelayan menghampiri
kami.
"Halo Light.." , Matsuda tampak bingung
memulai kata-katanya.
"Ng, apa kau percaya hantu??"
"Tidak!! memangnya kenapa??"
"Lalu apakah kau percaya kalau hantu bisa
membunuh??"
"Haha.. tentu saja tidak mungkin!!"
Lagi-lagi Matsuda tampak kebingungan
merangkai kata-kata yang pas untuk
memulai ceritanya.
"Apa Kau tahu Asakura Takeshi yang
menggemparkan semua orang dua tahun
yang lalu??" ,
Raut muka Matsuda tampak begitu serius
kali ini.
"Asakura?? hmm... maksudmu orang gila
yang suka memotong tangan dan kaki
orang lain kemudian memakannya itu?"
"Ya, benar. Dia benar-benar orang yang
berbahaya. Totalnya Asakura sudah
melakukan empat pembunuhan. Ia
membunuh orang lain, membawa pulang
bagian tubuh korban yang dibunuhnya,
dan kemudian memakannya, hanya demi
kesenangannya."
Matsuda tampak terdiam selama beberapa
saat.
"Saat dia akhirnya berhasil ditangkap, dia
kemudian diperiksa oleh psikiater."
"Tapi, saat itu ia malah menyerang
menyerang psikiater itu dengan menggigit
pipi psikiater tsb hingga mengalami
pendarahan yang cukup serius. Asakura
juga sempat menyerang dan mencoba
memakan tangan penjaga sipir disana.
Hingga pada akhirnya ia memakan jari
tangannya sendiri di penjara. Benar-benar
mengerikan!"
Terlihat ekspresi jijik di muka Matsuda, ia
kemudian melanjutkan lagi ceritanya.
"Pengacaranya sebenarnya ingin agar
Asakura dibebaskan karena penyakit
kejiwaan. Karena itu pengadilan kemudian
memutuskan untuk memberinya hukuman
penjara 10 tahun.
Tapi istri korban keempat, Kitaoka Shuichi,
yang tidak terima dengan putusan
pengadilan tsb kemudian menuntut
Asakura. Ia juga sempat mengeluh dan
berbicara pada media pers. Kemunculannya
di media waktu itu cukup mendapat
perhatian publik, karena itu Asakura
akhirnya diputuskan untuk mendapatkan
hukuman mati, dan seperti yang kita
ketahui Asakura dieksekusi setahun yang
lalu."
**Kenapa anda memakan daging
manusia?? haha.. lalu kenapa kamu
memakan daging sapi!! **
"Apa kau tahu apa yang ia katakan sebelum
ia dieksekusi waktu itu??"
Aku hanya menggeleng-gelengkan kepala.
"Ia bilang ia akan bangkit lagi dari
kematian dan memburu orang-orang yang
menangkapnya waktu itu untuk balas
dendam. Lalu sesaat sebelum dieksekusi, ia
hanya tertawa."
Lagi-lagi Matsuda terdiam. Keringat dingin
tampak membasahi mukanya.
Suasana sempat hening selama beberapa
saat.
"Lalu apa hubungannya dengan hal yang
ingin kau bicaran kali ini??"
"Sebenarnya semalam terjadi sebuah
pembunuhan. Korbannya adalah Kagami
Arata, detektif dari kepolisian yang dulu
menahan Asakura. Ia dtemukan tewas di
rumahnya karena tusukan pada pada
bagian dada dan dua tusukan pada bagian
perut. Setelah tewas ditikam, pelakunya
memotong kedua lengan korban juga kaki
kirinya, lalu membawanya kabur."
Matsuda menyodorkan beberapa foto di
TKP.
"Kasusnya benar-benar mirip dengan
serentetan kasus yang dilakukan oleh
Asakura dua tahun lalu.
Pada pisau yang digunakan sebagai senjata
pembunuh dan di sekitar ruangan,
ditemukan sidik jari pelaku, dan anehnya...
saat diperiksa ternyata sidik jarinya cocok
dengan sidik jari Asakura yang dieksekusi
setahun yang lalu."
"Tidakkah kau berpikir kalau Asakura
benar-benar bangkit dari kematian seperti
yang ia katakan dan membunuh Kagami??"
kali ini Matsuda terlihat begitu pucat.
"Tentu saja tidak mungkin!!
orang yang sudah mati tidak akan bisa
hidup lagi. Jelas-jelas itu adalah
pembunuhan yang dilakukan oleh orang
lain!
Pelakunya hanya menggunakan barang-
barang yang sudah tertempeli sidik jari
Asakura sebelumnya, kemudian
meninggalkannya di TKP"
Matsuda menggeleng-gelengkan
kepalanya.
"Masalahnya sidik jarinya tidak hanya
ditemukan pada pisau yang digunakan
untuk membunuh saja. Tapi juga di meja,
dinding, hampir di semua tempat!
Maksudku tidak mungkin kalau pelakunya
memang membawa barang dari luar yang
sudah tertempeli sidik jari Asakura
sebelumnya kemudian menukarkan atau
meletakkannya disana seperti katamu.
Sidik jarinya ada dimana-mana!"
"Tapi bukankah hal itu malah tampak
aneh?? seolah-olah si pelakunya memang
sengaja meninggalkan sidik jari Asakura
disana dan ingin menunjukkan kalau
memang Asakura pelakunya."
"Ya, aku juga mengerti. Tapi menurutku
tetap saja terlalu aneh. Tidak mungkin
seseorang meniru Asakura dan melakukan
pembunuhan itu, lalu meninggalkan begitu
banyak sidik jari Asakura di sana. Ya, tidak
mungkin kecuali pelakunya memiliki sidik
jari yang sama dengan Asakura. Satu-
satunya penjelasan yang logis dari hal ini
adalah pelakunya MEMANG Asakura."
"Hmm.. tapi tetap saja orang yang sudah
mati tidak bisa hidup lagi untuk
membunuh `orang lain. Itu juga tidak
logis!!"
"Lagipula seseorang tidak mungkin
memiliki sidik jari yang sama bahkan
saudara kembar identik sekalipun!"
"Ya, aku tahu hal itu. Karena itu aku
meminta bantuanmu. Kepolisian saat ini
juga sedang kebingungan."
Suasana kembali hening. Aku hanya
mengamati foto-foto yang tadi disodorkan
oleh Matsuda. Hingga akhirnya suara
handphone Matsuda dan berbunyi
memecah keheningan...
"Light, maaf, aku harus pergi sekarang!
terjadi pembunuhan lagi!"
"Korban yang sebelumnya adalah Kagami
Arata, 37 tahun. Dia adalah asisten detektif
di bagian investigasi kriminal dari
kepolisian wilayah Senju Timur. Dan kali ini
yang menjadi korban adalah Seizawa
Eikichi, 35 tahun. Dia adalah mantan
petugas dalam bagian identifiksi kriminal
di kepolisian wilayah Senju Timur. Sama
seperti sebelumnya, ia juga ditemukan
tewas di rumahnya karena tikaman di
bagian dada dan perut, namun kali ini
kedua kaki korban yang dipotong. Pada
pisau yang digunakan sebagai senjata
membunuh pun juga ditemukan sidik jari
Asakura.
Keduanya sama-sama terkait dalam kasus
penangkapan Asakura."
Aku mengamati foto-foto yang dibawa
Matsuda.
"Apa tidak ada orang yang bisa dicurigai
sebagai tersangka??"
"Hmm.. Asakura tidak memiliki keluarga.
Tetapi dia sempat terkenal terkenal di
internet beberapa waktu yang lalu dan
memiliki orang-orang yang memujanya.
Coba lihat, ada post seperti ini di sebuah
situs di internet sejak kejadian baru-baru
ini."
*Tuan Asakura telah hidup kembali,
beberapa orang lagi akan mati...*
"Orang yang cukup aktif mengepost adalah
Shihauchi Jun, 21 tahun. Dia tinggal di
daerah ***. Ia menghilang sejak kejadian
baru-baru ini dan kami saat ini sedang
menyelidiki keberadaannya. Ada yang
bilang beberapa waktu yang lalu ia sempat
terlihat di sekitar TKP."
"Aku sempat melihat-lihat file yang kau
kirimkan kemarin berkenaan dengan
serentetan kasus pembunuhan yang
dilakukan oleh Asakura. Apa kau tidak
merasa aneh?? "
"Aneh??", tanya Matsuda keheranan.
"Ya, kasus pembunuhan kali ini memang
mirip dengan kasus pembunuhan Asakura,
tapi coba perhatikan disini. Pada tiga kasus
pembunuhan Asakura yang pertama, sama
sekali tidak ada sidik jari yang ditinggalkan.
Tetapi ia meninggalkan sidik jarinya pada
pembunuhan keempat."
"Lalu pada tiga kasus yang pertama,
Asakura hanya memotong kaki atau tangan
korban, sedangkan pada kasus keempat
yang ditemukan hanyalah kedua tangan
dan kaki korban, namun tubuh dan
kepalanya tidak ditemukan. Aneh bukan??"
"Hmm.. ya, Menurut pernyataan Asakura, ia
membuang kepala dan tubuh korban yang
keempat ke laut."
"Sebenarnya pada tanggl 14 April, dua
tahun yang lalu, saat mayat korban yang
ketiga baru ditemukan, polisi sempat
mengadakan blokade di beberapa jalan di
kota, dan mengadakan razia besar-besaran
untuk mencari Asakura. Waktu itu sempat
ada laporan orang yang mencurigakan
yang terlihat di wilayah Senju Timur, tetapi
polisi tidak menemukan orang yang
dimaksud saat tiba di lokasi.
Sementara pada hari itu, korban keempat,
Kitaoka Shuichi menghilang dan tidak
diketahui keberadaannya. Ya, meskipun
saat itu masih belum ada tanda-tanda
adanya korban yang keempat. Pada hari itu
diketahui sebelumnya Kitaoka sempat
melakukan pemesanan tempat di sebuah
restoran untuk merayakan ulang tahun
pernikahannya dengan istrinya. Namun
sampai waktu pemesanan, Kitaoka tidak
kunjung muncul juga dan keberadaanya
juga tidak diketahui."
"Lalu tiga hari kemudian, Asakura Takeshi
kemudian berhasil ditangkap. Asakura
menyatakan kalau dia telah membunuh
Kitaoka dan membuang bagian tubuhnya
di dekat anak sungai Arakawa. Lalu kami
memang menemukan bagian tubuh
Kitaoka di sebuah tong sampah di dekat
pohon di sekitar anak sungai Arakawa, dan
ya, seperti yang kau ketahui kepala dan
tubuh korban sampai saat ini memang
tidak ditemukan."
Hmm.. aneh. dipikir berkali-kalipun, tetap
saja aku merasa ada sesuatu yang ganjil
dengan kasus ini.
Aku dan Matsuda kemudian memutuskan
untuk menemui Kitaoka Kyoko, istri korban
Asakura yang keempat.
Kami pun berkunjung ke rumahnya, dan
ternyata dia adalah seorang wanita yang
sangat cantik.
"Apa anda sudah mendengar mengenai
kejadian baru-baru ini??" , Matsuda
membuka pembicaraan.
"Ng, maksud anda mengenai pembunuhan
yang mirip dengan pembunuhan
Asakura??"
"Ya, korbannya adalah detektif polisi dan
penjaga yang saat itu ditugaskan dalam
penyelidikan kasus Asakura.
Saya hanya khawatir pelakunya juga akan
datang dan mengincar anda."
"Sebenarnya sebelum kalian sempat ada
juga orang lain yang datang kemari. Ng,
Kishikawa-san"
"Kishikawa??" , tanyaku heran.
"Dia adalah orang yang memimpin dalam
kasus penyelidikan dan penangkapan
Asakura dua tahun yang lalu.", bisik
Matsuda padaku.
"Dia bilang dia juga merasa khawatir saya
menjadi incaran pelakunya, karena itu
mulai malam ini, saya akan berada dalam
pengawasan polisi."
"Jadi begitu. Sukurlah kalau begitu."
Matsuda seakan kehabisan kata-kata.
Suasana sempat hening beberapa saat ,
hingga aku kemudian membuka
pembicaraan kembali.
"Wah, kalung yang benar-benar indah. Saya
lihat anda selalu menggunakan kalung itu
dalam video."
"Video??" , bisik Matsuda heran.
"Ah, maaf.. maksudku TV. Bukankah anda
waktu itu sempat beberapa kali muncul di
TV berkaitan dengan tuntutan terhadap
Asakura." , aku mencoba mengarahkan
pembicaraan.
Wanita itu hanya menatap mataku dan
terdiam.
"Ya, dia memang pantas untuk mati!" ,
wanita itu tertunduk dan memegang
kalungnya.
"Kalung ini.... Ini adalah kalung yang
dipegang Shuichi saat ia terbunuh. Aku
memintanya dari polisi"
Ia terdiam sejenak kemudian melanjutkan
kembali ceritanya.
"Saat baru mendengar kabar bahwa
Shuichi terbunuh waktu itu aku sempat
ingin bunuh diri. Saat itu aku merasa kalau
tidak ada gunanya lagi aku hidup." , air
mata mulai mengalir membasahi pipinya.
"Namun Kishikawa-san waktu itu sempat
mencegahku bunuh diri dan menolongku.
Sejak itu dia menashati aku beberapa kali
dan karena hal itulah yang kemudian
membuatku memutuskan untuk berbicara
pada media pers."
"Maaf, kalau boleh saya tahu kapan anda
terakhir kali melihat suami anda?? "
"Ng.. 14 April... ", wanita itu tertunduk lagi.
"Waktu itu kami berencana untuk makan
malam. Shuichi sudah menyiapkan sebuah
restoran. Saat itu ia berangkat kerja seperti
biasanya. Lalu pada malam harinya aku
menunggunya di restoran, namun sampai
waktu yang dijanjikan, ia tidak kunjung
datang juga. dan dia tidak bisa dihubungi.."
"Aku tidak menyangka kalau itu adalah hari
terakhir aku melihat dia... ", air matanya
mulai mengalir deras.
Wanita itu tetap menangis selama
beberapa menit, aku dan Matsuda pun
hanya terdiam.
Hingga akhirnya pun pamit untuk pulang
karena telah kehabisan kata-kata.
**Aku tidak akan pernah memaafkan orang
itu. Jika dia tidak mendapatkan hukuman
mati, maka aku sendiri yang akan
membunuhnya!!**
"Aneh!!" , gumam Matsuda dalam
perjalanan pulang.
"Apanya yang aneh??"
"Kishikawa sempat memberikan nasehat
dan bahkan sampai menawarkan
pengawasan polisi sendiri seperti itu."
"Setahuku Kishikawa bukanlah tipe orang
yang akan melakukan hal-hal seperti itu!"
"Haha.. apa mungkin karena dia seorang
wanita yang cantik??"
"Hey, kalau tidak salah restoran tempat
mereka makan malam juga ada di wilayah
Senju, bukan?"
"Ya, memangnya kenapa??"
"Ng... ah, tidak!! lupakan saja!!"
Akhirnya aku tiba di rumah. Tapi entah
kenapa dari tadi aku merasa seolah-olah
ada sesuatu yang terasa mengganjal di
pikiranku. Akhirnya kuputuskan untuk
menonton lagi file video yang diberikan
oleh Matsuda sebelumnya.
Video tentang Asakura Takeshi, saat dia
sedang diinterogasi dan saat sebelum
dieksekusi.
*Apa anda tidak takut pada hukuman
mati?? Hahaha..
Apa anda ingin mati?? hahaha.. aku akan
hidup kembali, karena itu aku tidak takut
hukuman mati*
Kuperhatikan ia selalu tertawa di sepanjang
video. Entah orang ini bodoh atau tidak,
tapi seolah-olah ia memang percaya kalau
ia benar-benar akan hidup kembali. Sesaat
aku merasa aneh dengan ucapannya,
hingga akhirnya aku mulai mengerti
maksud dari perkataannya dan menyadari
sesuatu. Jadi begitu rupanya.....

0 komentar:

Posting Komentar